FAREWELL SARAS, MAS TATAK, DAN BITA BITO
"Ditinggalkan atau meninggalkan.. Menunggu waktu"
Hidup berpindah-pindah sudah menjadi resiko menyandang sebagai istri pegawai kementrian keuangan. Sekarang aku tinggal di Bintaro Tangsel, sebelumnya di Bangko Jambi. Yang akan datang, tinggal menunggu waktunya. Meninggalkan atau ditinggalkan teman sejawat yang sudah rasa saudara juga akan menjadi hidangan kurang lebih 3 tahun sekali. Begitulah salah satu konsekuensi yang harus aku jalani. Tahun ini jatahnya mbak Saras yang meninggalkanku di komplek Sabar Ganda. 3 tahun kami berteman dan bertetangga di komplek ini.
Saat itu, Pak Lelaki Surga memberi tahuku kalau pengumuman pengangkatan AR sudah keluar. Ada 2 teman dekatku yang mutasi. Mbak Putri mutasi di Sawah Besar 1 (JakUt), hanya pindah kantor saja tanpa pindah rumah. Yang ke2 Mbak Saras mutasi ke Karawang, dan otomatis sekeluarga harus pindah rumah. Seperti tahun2 sebelumnya, aku yang ditinggalkan.
Hari Sabtu kemaren, 16 oktober 2021, akhirnya aku putuskan untuk ikut boyongan pindahnya mbak Saras ke Karawang, 2 jam dari Bintaro. Ide boyongan datang dari Bu bagyo. Sebelumnya aku berencana untuk tidak ikut, takut merepotkan mbak Saras dan keluarga. Pastinya mbak saras harus beberes rumah terlebih dahulu. Karena ada unsur paksaan dari Edak Rahel, akhirnya aku ikut meskipun tanpa suami. Yang ikut boyongan adalah aku, edak rahel, bu bagyo, diana, mbak putri, dan mbak iin. Semuanya bawa keluarga masing2 kecuali aku dan bu bagyo. Kami berasa istri yang hilang, hehe.
Duuhh senyumnya udah cocok buat iklan pasta gigi
Di hari Senin sebelumnya, Mbak saras sudah angkut barang pake truk ke rumah kontrakan baru. Jadi, kami tidak bertemu selama 5 hari.
Sebelum pengangkutan, bantu packing packing
Sampai di hari Sabtu, kami bertemu di komplek tercinta ini. Aku kira mbak saras menunggu kedatangan kami di karawang. Rupanya mereka datang menjemput kami sekaligus mengurus sesuatu yang belum terselesaikan. Dan ternyata ortu dan mertua mbak Saras juga ready di rumah karawang. Hmmm rameeee...
Narsis dulu. Edak Rahel, Mbak Saras, Aku, Bu Bagyo, dan Bu Leili
Jam 12 kami berangkat dari komplek sabar ganda ke kerawang. Aku dan bu bagyo menumpang mobil edak Rahel. Kloter ke2 (mbak iin, mbak diana, dan mbak putri) berangkat setelah sholat zuhur.
Terimakasih keluarga Maxo sudah bolehin kami numpang, dan gratis pulak, hehe.
Sesampainya di karawang jam 2. Perjalanan lancar tanpa macet. Menyusul kloter ke2 sampai jam 3 (macet katanya).
Langsung disambut oleh ortu dan mertuanya mbak saras. Itu pertama kalinya aku bertemu dengan mertua mbak saras. Cemilan sudah ready. Aku langsung melirik tahu bakso khas semarang. Hmmm.. Yummyyy.. Enak banget. Tak terasa aku sudah menghabiskan 2 tahu bakso, 1 lumpia, dan 1 gelas besar es buah yang dibuat oleh bapak, dan bapak mertua mbak saras. Kemudian disuruhnya kami makan siang di belakang rumanya yang sengaja dijadikan dapur dan tempat bermain bita bito karena saking luasnya. Menu makan siang ada sup, sayur asam, pepes tahu, dan ayam kampung goreng. Kami makan bersama sambil mengobrol. Suasana yang hangat.
Jam sudah menunjukkan 4 lebih. Kami langsung ijin pulang sebelum malam. Alasan utama sih karena edak rahel mau nonton badminton live di tv, hehe. Tak lupa uti bita memberi oleh-oleh kue ciffon coklat untuk ngemil di rumah. Dan gak lupa juga kami berfoto dengan memakai bando cute.
Gengsternya Sabar Ganda, hehe
Maghrib kami sampai di rumah. Jalanan pun lancar tanpa macet. Hari itu sangat menyenangkan. Meskipun singkat banyak kesan yang membahagiakan.
Terimakasih semuanya untuk hari ini. Sukses buat mas tatak dan sekeluarga. Sukses juga buat kita semua.
Tahun depan jatah mutasi siapa lagi?




0 komentar