KISAHKU KISAH TETANGGA

by - 18.41


Ahuuuuffttt... *Tarik nafas dalam dan hembus kencang.

Salah satu alasanku untuk bertetangga adalah aku tidak merasa sungkan jika ingin meminta pertolongan atau bantuan. Karena mereka adalah orang pertama disaat aku kesusahan.

Kejadian yang aku khawatirkan akhirnya terjadi sebulan yang lalu.

Sedikit cerita ya...

Saat itu Pak Lelaki Surga pulang dari kampung halaman. Terlihat bibirnya yang sangat kering sampai kulitnya mengelupas parah. Aku sudah merasakan ada sesuatu yang janggal. Karena keringnya itu mengkhawatirkan. Sempat aku berkomentar, "mas pasti kekurangan minum, bibirmu sampai kering begitu".
Tanpa bicara, dia melebarkan kedua tangannya, pertanda ingin dipeluk. Tiba-tiba dia menangis dipelukanku. Yaaahh... Saat itu memang dia sedang ada masalah. Tiba-tiba dia sesak nafas, dan lama kelamaan kesakitan karena jari tangannya kesemutan merambah sampai ke jari kaki dan tiba-tiba menjadi kaku tidak bisa digerakkan. Melihat wajah Pak Lelaki Surga yang kesakitan, aku mulai panik dan menangis.

Satu yang aku pikirkan. Telpon dan minta pertolongan ke mbak putri (tetangga dekatku meskipun rumahnya beda blok). Alhamdulillah dia masih bangun, saat itu jam menunjukkan setengah 10 malam. Selagi menunggu kedatangan mbak putri, Pak Lelaki Surga minta dituntun untuk duduk di teras rumah untuk menghirup udara segar. Aku sempat mengetuk pintu edak tetangga depan rumah untuk minta pertolongan. Dan zonk. Mereka sudah tidur.

Alhamdulillah mbak putri dan suami tiba.  Kedatangan mereka sedikit menenangkanku dan membuatku merasa aku tidak sendirian. Mbak putri mulai membuatkan teh hangat dengan banyak gula pasir, dan suami mbak putri mengoles kaki dan tangan Pak Lelaki Surga dengan minyak kayu putih. Sudah mulai baikan. Mereka juga mengantarkan kami ke klinik terdekat, puskesmas sampai ke apotek dengan mengendarai sepeda motor. Pak Lelaki Surga dengan suami mbak putri, aku dengan mbak putri.



Hasilnya adalah kecapekan, kurang asupan makanan dan dehidrasi. Yah, gak heran sih, saat hari itu pak Lelaki Surga hanya sarapan dan jarang minum. Dokter hanya menyarankan untuk minum multivitamin.

"Thanks mbak put dan suami. Selalu diberkati dan dirahmati Allah. Aamiin"

Yah, itulah pengalaman pertamaku. Sebegitu pentingnya bagiku untuk bertetangga. Apalagi aku dan Pak Lelaki Surga adalah perantau, jauh dari sanak saudara, dan orangtua. Ya tetanggakulah yang menjadi saudaraku di bumi perantauan ini.

Karena pengalamanku itulah membuat aku untuk lebih bergaul dengan tetangga. Akupun akan bersedia memberi pertolongan jika tetanggaku mengalami kejadian sama sepertiku. Seperti 8 tahun yang lalu, seorang remaja kira-kira berumur 10 tahun mengetuk jendela kamarku, meminta pertolongan karena mamaknya hendak melahirkan, sedangkan bapaknya masih di lokasi kerja yang jauh dari rumah dan tidak ada sinyal HP sama sekali. Tanpa segan aku langsung mengulurkan tanganku meskipun aku belum ada pengalaman sama sekali dengan dunia melahirkan. Yaaahh... Itu adalah pengalamanku yang gak bakal aku lupakan seumur hidup.

Sooo... Supaya kita gak segan untuk minta tolong tetangga, gak ada salahnya jika kita melakukan beberapa pendekatan ke tetangga. Berikut ini yang aku sering lakukan bareng tetangga.

Bertegur Sapa


Gambar di ambil dari Sini

Hal sepele, tapi manfaatnya besar.


"Eehh... Si mbak ini kog akhir-akhir ini gak kelihatan. Biasanya pagi-pagi udah keluar bersih-bersih halaman rumah. Apa lagi sakit kah? Coba tanya gih yang punya nomer mbak Ini".

Dari kepeduliaan seorang tetangga itu, berujung menularkan kepedulian ke tetangga lain. Dan benar, mbak ini sakit parah. Akhirnya kami berbondong-bondong untuk menjenguk.

Akan berbeda jika mbak ini tidak pernah menegur tetangga.

"Si ini udah melahirkan loh?, Lu jenguk gak?"

"Ogah ah, gue gak kenal. Lu aja kali perwakilan gitu"


See?? Berbeda kan??

Itu hanya satu contoh kasus. Tujuannya bukan untuk dijenguk atau gak dijenguk, tapi perhatian dan kepeduliannya itu loh. Kita pasti merasa senang donk saat orang lain memperhatikan dan peduli dengan kita. Siapa sih yang gak mau diperhatikan??

Berbagi Makanan




Hal ini sering kami lakukan. Membawa makanan masing-masing dari rumah. Gelar tikar di bawah pohon ceri jawa (kersen), menghidangkan makanan, duduk bersila, menikmati makanan sambil bercengkrama. Duuuhh.. asik banget loohh. Kalaupun gak sempat masak, deliverypun jadi. Hehehe




Kami sering juga ngerujak bareng. Siapa bawa buah ini, siapa yang bawa gula merah, siapa yang bagian mengulek sambal rujaknya, dan bla bla bla. Masih tetap di bawah pohon ceri jawa andalan atau di salah satu rumah tetangga.

Dengan berbagi makanan kita juga berbagi kebahagiaan dan berbagi hiburan. Apalagi buat Ibu rumah tangga full time. Berkumpul seperti itu bisa menjadi "Me time-nya" para Ibu rumah tangga.

Be positive and be happy.. 🤗🤗

You May Also Like

1 komentar

  1. Kalau tetangga sekitar kompak begitu seru ya Mbak, jadi kekeluargaan dan saling perhatian. Terkadang ada yang jadi blok-blokan dan akhirnya malah gak kompak

    BalasHapus