TENTANG SIMIKI DAN MOBIL KEDUA

by - 02.58


Ampel, Jumat, 21 Februari 2020, pukul 20.30wib. Simiki tiba di rumah mertua diantar oleh Mas Arip dan istri. Tampaklah sepintas Simiki yang begitu gagah digelapnya malam. Aku menahan diri untuk menatapnya. Setelah aku dan Pak Lelaki Surga menandatangani beberapa dokumen, Alhamdulillah Simiki sudah sah menjadi hak milik kami.

"Terimakasih Allah atas rizki-Mu"

Simiki sebutanku untuk sebuah mobil city car hatchback merek Sirion keluaran dari Daihatsu berwarna silver. Mobil import dari Negeri tetangga Malaysia.



Yaahh.. finally kami memiliki mobil baru yang benar-benar baru di usia pernikahan kami menjelang 9 tahun.


Suitt suiiitt...

Simiki bukan mobil idamanku, dan bukan juga mobil pertamaku. Si abang Maestro mobil pertama yang masih bertahan kokoh sampai sekarang, meskipun keadaannya agak memprihatinkan karena tidak kami rawat secara intens.

"Ceileeeee.... Mobil baru nih yeeeee"

Kebanyakan orang akan merasa excited ketika membeli mobil baru. Begitu juga yang dirasakan oleh Pak Lelaki Surga. Dia rela bolak balik Jakarta-Solo demi sebuah mobil baru digenggaman tangan. Tapi, tidak berlaku untukku. Aku merasa biasa saja tuh, malah aku sempat ragu, "beli gak ya?". Bukan karena Sirion bukan mobil idamanku, toh jika kalian tanya mobil idamanku apa? Aku pasti gak bisa jawab karena aku tidak begitu mengidamkan suatu hal kecuali mengidamkan untuk goal beasiswa di Negeri orang, hehe. Mungkin karena ini bukan pertama kalinya aku beli mobil, jadi yo biasa wae. Atau karena aku merasa belum butuh untuk punya mobil. Karena kami masih berdua, cukuplah ya dengan si bebek Fino. Lagipula jalanan macet, dan pasti mobil bakal sering nganggurnya karena males buang waktu untuk di jalan doank. Meskipun begitu aku tetap sayang donk dengan Simiki. Akan kurawat dia sebaik-baiknya supaya dia tidak seperti abangnya. I feel sorry for the Maestro. Hikz hikz..


Kubawa Simiki ke Jakarta dengan plat putihnya. Tentunya Pak Lelaki Surga yang nyetir, bukan aku. Karena aku belum bisa. But I must drive myself soon.

Setelah mengajak Simiki jalan Solo-Jakarta via tol, hal pertama yang aku sukai adalah bensinnya uwiriiittt book. Masih ingat dikepalaku, mengisi full tank 250ribu pertalite. Sampai rumah Bintaro menyisakan 1 strip (rata2 18,5km/liter). Duuhh seneng donk aku. Sempet juga Pak Lelaki Surga komentar kecepatan Simiki yang di luar ekspektasi. Tapi mohon maaf, aku gak isa menjelaskannya karena aku tidak mengerti. Hehehe.

Sempet merasa malu, karena masih menggunakan plat putih. Ketahuan banget kalo mobil baru. Huft. Gak sabar menanti plat nomernya jadi. Kata mas salesnya sekitar 10 hari. 9 hari berlalu. Sabaaaarrr..

"Iihh.. penasaran deh bakal dapet angka berapa. Genap atau ganjil eyak?"

Ouw iya, kejadian lucu dan menyebalkan terjadi. Saat malam pertama Simiki menginap di halaman depan rumah mertua. Keesokannya, saat Pak Lelaki Surga dan Bontot ipar sedang unboxing plastik yang mengcover jok mobil, Pak Lelaki Surga menemukan satu kejanggalan di area seatbelt penumpang belakang. Ada lubang lumayan besar di hole seatbelt, aku gak tahu apa itu namanya. "Ah.. kesalahan pihak dealer paling".



Sorenya kami ajak Simiki untuk dicek ulang di dealer Daihatsu Solo Baru. Dan kagetnya kami..

"Nyuwun sewu mas, lubangnya itu sampun kami cek di bengkel, dan kami cek manual. Saking bengkel sampun gadah rekaman hasil pengecekan sebelumnya. Hasilnya boten wonten kerusakan seperti itu. Setelah kami cek manual kemungkinan niku dikrikiti tikus. Terbukti dari serpihan-serpihan di bagasi mobil. Sampun kami cek mbok menawi teseh wonten tikus di dalam mobil, ternyata sudah tidak ada. Kemungkinan tikus saged mlebet via katub AC. Karena katub AC terbuka. Next, katub ACnya niku pastikan harus ON nggih mas".

Saat dicek manual

Pada intinya... Lubang yang di seatbelt itu adalah hasil ulah tikus yang masuk dari lubang AC yang terbuka. Lubang AC yang dimaksud ini adalah, kalau kita jalan-jalan ke daerah pegunungan, dan ingin menghirup udara pegunungan gak perlu buka jendela. Cukup buka katub AC ini, udara luar bisa masuk. Jadiii.. tikusnya masuk dari situ.


Setelah dikrikiti tikus

Seharusnya seperti ini

Njiiirrr... Urung tak perawani malah udah keduluan tikus. Alhamdulillah, mas Arip membantu untuk warranty. Selain bersabar nunggu plat nomer, aku harus bersabar menunggu body itu ready juga. Karena mobil ini agak susah nyari sparepartnya, Sabaaarrr...

Masalah lagi dari fasilitas bluetooth. Gak bisa konek dengan smartphone kami. Udah diotak atik di bengkel tetep gak bisa. Bersabar lagi deh nunggu service gratis 1 bulan. Tapi kami sangat terhibur mendengarkan Radio Simiki. Meskipun suara radio beradupadu dengan suara ban, dan suara kendaraan lain yang lewat. Karena Simiki ini kurang kedap suara.


Saat audio di setting ulang

Masalah gak berhenti di situ. Keesokannya, saat kami keluar cari makan bersama Mamer, pintu penumpang belakang yang sebelah kiri (bukan belakang sopir) tiba-tiba macet gak bisa dibuka dari dalam. Haissshh... Duuuh dduuhh.. lagi lagi harus Sabaarrr. Eeeeee.... 2 minggu kemudian, Pak Lelaki Surga tanpa sengaja menemukan masalahnya. Ternyata savety lock-nya aktif. Untung aja belum ke bengkel. Andai saja udah masuk bengkel, betapa malunya aku. Ketahuan banget kalo mobil baru. Hahaha.. duh duh, saiya ini memang katrok.

Weekend kemaren, sempat kuajak ngemol seputaran Bintaro. Pengenku sih naek sepeda motor aja, yunosowel lah yaaa.. jalanan muacet. Tapi mengingat musim hujan, yasudahlah akhirnya bareng Simiki. Dan beruntungnya aku punya Simiki, di tengah perjalanan hujan turun lebat.




Saat mau pulang, ujannya gerimis

Dan lucunya lagi, ketika Simiki kuajak pertama kali jalan ke moll Bintaro Xchange. Perjalanan menuju ke moll, melewati gang kecil dan itu jalan satu-satunya yang harus kami lewati. Sepanjang gang kecil itu, Simiki sensitif sekali setiap kali di dekati kendaraan lain. Apalagi kalau udah papasan dengan sesama mobil, hmmm... Simiki teriak "tut.. tut.. tut.. tut". Apalagi kalo mepet banget, Simiki makin galak "tuuuuuuuuuuuutttttttt". Kesensitifan Simiki ini karena memilik sensor parkir depan dan belakang. Jadi kalau ada yang terlalu mepet dengan Simiki, dia akan otomatis mengeluarkan suara. Aku membayangkan kalau Simiki ini adalah seorang cewek yang judes. Hahaha.



Teruz nih.. masih di tengah perjalanan menuju moll itu, tepatnya di Jl. Panti Asuhan, Simiki disosor salah satu mobil saat berpapasan. Kaca spion Simiki tersenggol, dan bikin spionnya tertungkup ke jendela pintu. Alhamdulillah tidak sampai patah, atau sampai otomatisnya rusak. Masih aman terkendali. Simiki memang kuat. Harus kuat dink.

"Jangan sampe kalah Simiki. Ganbatte..!!!!"

Yah itulah perkenalan pertama kami dengan Simiki. Sangat berkesan. Dan sengaja aku tulis di sini untuk kami kenang di massa mendatang. Saya tidak ada sama sekali niat untuk pamer, sombong, atau sejenisnya. Jika kalian merasa saya pamer silahkan skip tulisan ini. Matursuwun Blog. ^_^

You May Also Like

0 komentar